Setelah munculnya laporan bahwa Facebook berupaya untuk membeli aplikasi pesan gambar dan video Snapchat pada pekan lalu, kita semua tahu bahwa layanan pesan singkat tersebut rupanya bernilai miliaran (setidaknya $3 miliar atau sekitar Rp34,43 triliun – jumlah yang ditolak CEO Snapchat Evan Spiegel).
Bukan lagi hal yang langka bagi beberapa startup (perusahaan rintisan) teknologi untuk mencapai nilai level tersebut dalam beberapa tahun, dan, dalam kasus tertentu, melakukannya tanpa sumber pendapatan yang riil. Instagram, layanan berbagi pembuatan foto yang terlihat seperti foto Polaroid, dibeli Facebook dengan harga sekitar $1 miliar (sekitar Rp11,45 triliun) pada tahun lalu. Instagram baru saja mulai meluncurkan program pendapatan iklannya, sesuatu yang tidak diragukan lagi sudah dipertimbangkan oleh perusahaan jejaring sosial terbesar tersebut selama akuisisi. Facebook sendiri sudah terdaftar secara publik dalam perdagangan Nasdaq dan saat ini bernilai $111,5 miliar (sekitar Rp1,27 kuadriliun).
Berikut ini beberapa startup teknologi lainnya yang nilai jualnya saat ini sangat mahal.
Layanan pesan microblog Twitter sudah mendominasi kabar liputan teknologi dan keuangan selama beberapa pekan terakhir saat perusahaannya menuju IPO (Initial Public Offering atau penawaran saham perdana). Kendati beberapa pengamat tidak sepenuhnya yakin bahwa perusahaan berusia tujuh tahun itu akan terbukti menguntungkan dalam jangka panjang, sebagai perusahaan swasta, Twitter diyakini akan bernilai sekitar $10 miliar (sekitar Rp114,5 triliun) dan nilai jualnya sekarang $23,9 miliar (sekitar Rp273,6 triliun) di NYSE. Dropbox
Berita yang muncul pada Senin ini, layanan penyimpanan cloud computing Dropbox sedang mencari pembiayaan swasta lagi. Perusahaan berusia lima tahun itu dilaporkan akan memberitahukan kepada calon investornya bahwa perusahaannya sedang membutuhkan biaya $8 miliar (sekitar Rp92,04 triliun). Itu uang yang banyak, namun saat separuh personel band U2 merupakan mitra bisnis Anda, semua orang pasti mau mempertimbangkannya. Foursquare
Foursquare “belum terdaftar” di pasar perdagangan publik saat ini, namun jejaring sosial berfokus pada lokasi tersebut dikabarkan akan bernilai sekitar $760 juta (sekitar Rp8,75 triliun) pada tahun lalu. Data terkini juga menempatkan posisi perusahaan itu dalam posisi untuk meraup pendapatan sekitar $20 juta (sekitar Rp230,3 miliar) pada tahun ini, sepuluh kali lipat dari pemasukannya pada 2012. Foursquare membuka toko pada 2009. Yelp
Apakah Anda melewatkan IPO Yelp? Tentu saja, kabar IPO perusahaan itu tidak begitu menarik perhatian dibanding pengajuan IPO Facebook atau Twitter, namun layanan “review bisnis” yang didukung publik tersebut memang terdaftar ke dalam pasar saham pada Maret lalu. Dan saat ini bernilai $4,5 miliar (sekitar Rp51,83 triliun). Walaupun Anda sulit membandingkan kedua perusahaan tersebut, Facebook dan Yelp diluncurkan pada tahun yang sama, walaupun Zuckerberg dan rekan-rekannya sudah membangun perusahaan dengan nilai lebih dari Yelp dalam sembilan tahun terakhir – sekitar 25 kali lebih banyak – Yelp tidak meraih level nilai jual miliaran dolar (perusahaan itu bahkan lebih bernilai dari Snapchat!). Fakta menarik: Yelp meraih rating tiga bintang Yelp di Yelp.
Jejaring papan pengumuman dunia maya Pinterest bahkan belum mencoba menghasilkan banyak uang hingga kini, menurut laporan dari AllThingsD. Namun itu tidak berarti situs tersebut tidak bernilai sama sekali. Bulan lalu aliran pendanaan sebesar $225 juta (sekitar Rp2,59 triliun) menjadikan nilai jual perusahaan yang berusia tiga setengah tahun itu sebesar $3,8 miliar (sekitar Rp43,77 triliun). Tempelkan kabar itu ke papan pengumuman Anda. Tidak ada kabar mengenai berapa banyak “versi pria” dari Pinterest, Manteresting.com sangat bernilai saat ini. 
Ada apa dengan WhatsApp? Aplikasi pesan multiOS itu saat ini bernilai $11 miliar (sekitar Rp126,7 triliun). Walaupun rumor sebelumnya pada tahun ini yaitu Google sedang mengincar akuisisi layanan itu dengan harga sekitar $1 miliar (sekitar Rp11,52 triliun) sangat menarik, perusahaan swasta itu masih tetap bertanggung jawab atas nasibnya sendiri, dan buktinya perusahaan itu baik-baik saja. Mari kita lihat: $11 miliar (sekitar Rp126,7 triliun). Itu hampir empat kali lipat dari Snapchat, bukan? Zynga
Zynga merupakan perusahaan yang membuat sebagian besar game yang beberapa di antaranya pernah kita mainkan mulai dari 2009 hingga 2013. Produsen game tersebut mengawali bisnisnya pada 2007 dan meluncurkan FarmVille, saat meraih ketenaran di Facebook pada 2009. Zynga masuk pasar saham pada 2011, dan sekarang merupakan pencipta dari game-game seperti Words with Friends, Hanging with Friends, Scramble with Friends and Chess with Friends dengan nilai jual $2,1 miliar (sekitar Rp24,19 triliun). Sekadar Anda tahu, mereka memiliki banyak teman sebelum mendapatkan nilai jual tersebut.Uber
Ya, orang-orang di kota seperti New York, Los Angeles dan Toronto bisa menggunakan aplikasi Uber guna melakukan penyewaan mobil secara mudah, namun tidak banyak yang membandingkan jenis bisnis rental mobil perusahaan ini yang sudah mendapatkan investor swastanya. Didirikan pada 2009, Uber sudah memiliki nilai jual $3,5 miliar (sekitar Rp40,32 triliun) pada musim panas tahun lalu, dan kini Google bahkan sudah menginvestasikan seperempat miliar ke dalam perusahaan itu. Fakta menarik: Anda bisa menyewa helikopter untuk perjalanan ke Hamptons dari NYC seharga $3.000 (sekitar Rp34,5 juta). King
Banyak dari kita mengenal King sebagai perusahaan pembuat Candy Crush Saga, game teka-teki yang sangat laris sehingga diunduh lebih dari setengah miliar pengguna saat ini. Dan semua orang yang mengunduh harus memiliki akun, karena perusahaan asal Inggris itu dikabarkan ingin melakukan IPO, pakar keuangan mengatakan bahwa nilai jual perusahaan itu kemungkinan berkisar $5 miliar hingga $7 miliar (sekitar Rp57,6 triliun hingga Rp80,64 triliun). King mulai memproduksi game pada 2003, namun sebagian besar terus merahasiakan keuangannya selama delapan tahun terakhir. Square
Kabar startup Jack Dorsey lainnya, perusahaan kedua milik salah satu pendiri Twitter itu, Square, meraih nilai jual $3,5 miliar (sekitar Rp40,32 triliun) pada tahun lalu. Perusahaan pembayaran mobile itu, didirikan pada 2009, mungkin juga berupaya melakukan IPO, menurut laporan, walaupun setidaknya rencana itu akan menunggu hingga tahun depan. Mr. Dorsey perlu tidur seperti kebanyakan kita. AirBNB
Perusahaan yang membantu Anda mudah menemukan sebuah kemeriahan atau pesta ini sudah melakukan pekerjaan yang sangat baik guna menghindari kegiatan yang pertama, dengan memberikan alasan yang tepat untuk berpartisipasi untuk hal kedua. AirBNB mulai beroperasi pada 2008 dan memungkinkan para pengguna (atau “tuan rumah”) menyewakan ruang tengah atau luas yang tidak terpakai untuk periode jangka pendek. Perusahaan swasta ini memiliki nilai jual $2,5 miliar (sekitar Rp28,8 triliun) pada tahun lalu dan, berita baiknya saat ini, CEO AirBNB yang suka berpindah-pindah yakin layanan itu sangat berguna, ketimbang membeli atau menyewa sebuah rumah, dia menggunakannya secara khusus untuk mencari ruang tengah miliknya. Itu sebuah komitmen, bukan? Evernote
Catat baik-baik: Evernote memiliki nilai jual $1 miliar (sekitar Rp11,52 triliun). Itu menurut nilai jual perusahaan tersebut pada tahun lalu saat Evernote mendapatkan tambahan pembiayaan swasta. Aplikasi layanan catatan, dokumen dan media yang tersinkronisasi secara cloud itu diluncurkan pada 2008 dan CEO Phil Libin sudah berbicara banyak tentang IPO, walaupun banyak komentar menyatakan suatu hal seperti “belum saatnya”. Kami akan menerima begitu saja fakta bahwa itu merupakan sesuatu yang harus dimasukkan dalam daftar “yang perlu dilakukan” di Evernote-nya.
No comments:
Post a Comment